KisahDina Nursadilah, Anggota Paskibra yang Kakinya Tertancap Paku tapi Tetap Kibarkan Bendera Dina mengatakan, ia belum sadar jika benda tajam yang menusuk telapak kaki kanannya adalah paku Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Palu dan paku merupakan dua benda yang saling berkaitkan dan saling berhubungan. Bahkan keduanya hanya berbeda satu huruf, yaitu L dan K. Tetapi keduanya memiliki fungsi yang berbeda. Andai anda diharuskan memilih, mana yang akan anda pilih dari kedua benda tersebut ? Palu atau Paku ? Namun, perlu anda ketahui kalau fungsi Palu itu hanya sedikit. Biasanya hanya digunakan untuk mengetok paku saja, dan paling lebih untuk memecahkan es batu. Sedangkan fungsi Paku itu lumayan banyak. Biasanya digunakan untuk melekatkan kayu dengan kayu yang lainnya, dan untuk menggantung bingkai foto, kalender, serta gantungan pakaian, bahkan ada orang yang menggunakannya untuk mencongkel atau melepas tutup botol. Bayangkan. Fungsi Paku yang lebih banyak ketimbang Palu. Dan tentunya menjadi Paku merupakan pilihan yang bagus untuk anda, bukan ? Karena dengan menjadi Paku, anda akan menjadi sesuatu yang amat berguna bagi banyak orang, dari pada menjadi Palu. Tetapi, sebenarnya dengan menjadi Palu atau Paku, sama baiknya. Karena sebuah Paku tidak akan menjadi apa-apa kalau tidak ada Palu. Begitu pula dengan Palu, ia tidak akan berguna kalau tidak ada Paku. Jadi, Paku dan Palu adalah dua benda yang tidak bisa dipisahkan dan saling membutuhkan. Sama halnya dengan Palu dan Paku. Antar sesama manusia pun juga saling membutuhkan tanpa melihat siapa paling kuat, siapa paling hebat, siapa paling tinggi kedudukan dan statusnya. Lihat Filsafat Selengkapnya

KisahPaku dan Pagar 16 May 2014 → Pilih Tanggal Hari pertama si anak menancapkan 37 paku, jumlahnya sama dengan perselisihan yang dialaminya. Minggu berikutnya dia belajar untuk menahan diri sehingga dapat menurunkan jumlah paku yang ditancapkan. Sampai akhirnya si anak berhasil menahan diri untuk tidak marah sehingga tidak ada lagi paku

Pace satu de Meningal karena de pu kaki kena Paku trus infeksi makanya de is dead....!!Pas mo pemakaman, kasihan de pu Istri menangis sedih skali baru bilang...Sayang...Aduh..Sa Sayang ko skali ehhh...Masa karena kena Paku saja ko Meningal....Sa saja yang tiap hari ko Paku trapapa baru...trus ko su trada begini nanti klo malam siapa yang Mo Paku-Paku saya lagi..!! Kalo ko suka mob diatas, ko juga pasti suka baca mob di bawa ini,

Fonisulaemanatau akrab dipanggil Foni ini merupakan mahasiswa Poltekkes Kemenkes Palu. Ia bersama 12 temannya menjalankan KKN selama 20 hari. Meski waktunya singkat, Foni menyebut, warga di Desa

Di sebuah daerah yang berada di pinggiran kota, hiduplah seorang anak laki-laki yang mempunyai si­fat yang sangat pemarah. Anak itu mem­punyai kebiasaan yang sangat buruk, se­tiap hari dia selalu marah-marah dengan alasan yang tidak jelas. Ayah anak itu mu­lai berfikir bagaimana agar anaknya bisa meninggalkan sifat buruknya itu. Akh­irnya sang ayah medapatkan sebuah ide. Sang ayah memberi anak itu sekantung paku dan sebuah palu, kemudian sang anak disuruh untuk memakukan sebuah paku di pagar belakang setiap kali dia se­dang marah. Pada hari pertama, anak itu telah menancapkan 50 buah paku ke pagar, dengan demikian pada hari itu sang anak telah marah sebanyak 50 kali. Pada hari berikutnya sang anak memakukan lebih sedikit paku dari hari sabelumnya. Se­cara bertahap jumlah paku yang ditan­capkan sang anak semakin hari semakin berkurang. Menurut sang anak menahan amarah itu lebih mudah daripada me­makukan paku ke pagar. Akhirnya sampai pada suatu hari dimana sang anak betul-betul bisa men­gendalikan amarahnya dan tidak cepat hilang kesabaran. Akhirnya dia memberi­tahukan hal itu kepada sang ayah. Sang ayah hanya tersenyum simpul, kemu­dian sang ayah menyuruh anak itu untuk mencabut sebuah paku setiap hari di saat dia sedang tidak marah. Hari demi hari berlalu dan anak laki-la­ki itu akhirnya memberitahu ayahnya bah­wa semua paku yang menancap di dinding pagar belakang rumahnya telah berhasil dicabut. Kemudian sang ayah menuntun anaknya menuju ke pagar itu, “anakku, , , kamu telah berhasil menyelesaikan tugas-tugas yang ayah berikan, tapi lihat­lah lubang-lubang di pagar ini. Pagar ini tidak akan pernah sama seperti sebelum­nya. Saat kamu mengatakan/melakukan sesuatu dalam kemarahan, kata-kata dan perbuatanmu akan meninggalkan bekas seperti lubang ini…di hati orang lain”. Kita bisa menusukan “pisau” ke tubuh seseorang, kita juga bisa men­cabutnya kembali. Tapi apa yang terjadi, “pisau” itu akan tetap melukai orang itu. Dan parahnya meskipun kita telah me­minta maaf sekalipun luka itu akan tetap ada. Percayalah saat Anda sedang berada dalam kemarahan, hal terbaik yang sebai­knya Anda lakukan hanyalah Diam. *
JENISPALU / HAMMER. Hammer adalah alat untuk memukul paku. Hammer adalah salah satu alat tertua yang pernah ada di bumi ini. Persamaan kata dari hammer adalah palu, godam, martil. Hammer bisa juga dikatakan sebagai alat dari kayu yang dipukulkan pada meja untuk menandai dibuka atau ditutupnya secara resmi suatu pertemuan seperti pada

Tahqiq“...tidak dituturkan Yudhistira hobinya makan apa, berapa panjang dan luas ranjang tidurnya Bima, apalagi para raksasa. Ketika Kresna tiwikrama, tinggi badannya menggunung sampai seberapa besar dan tinggi....”“Andaikan yang saya tulis ini skenario teater atau film pun”, Seger meneruskan bantahannya, “adegan makan mandi main gaple atau apapun saja hanya dipresentasikan tidak karena makan minum mandi dan gaple itu sendiri, melainkan karena ia berada di benang merah temanya. Bukan mandinya yang dishooting, melainkan sesuatu yang disampaikan oleh peristiwa mandi itu”.“Ya ya ya. Pakde paham…”, Brakodin mencoba menjelaskan maksudnya, “Pakde hanya menekankan soal kelelahan. Pakde tidak menuntut Seger menuliskan segala sesuatu sampai lengkap sebagaimana gambar besar kehidupan yang sedang kita jalani. Pakde, sekali lagi, hanya tersandung oleh tema kelelahan….”“Ya jangan lelah, Pakde”, Jitul tertawa lagi. “Lelah kok tidak boleh to Nak. Ya bilang sana sama si Lelah, jangan boleh dekat-dekat ke Pakde….”Jitul ikut tertawa. “Saya dulu tamat SMA ikut test masuk sebuah Universitas terkenal di Yogya dan ditolak. Saya lapor ke Kepala Sekolah bahwa saya ditolak. Pak Kepsek bilang Lhooo mbok diterimaaaa’….”Tarmihim nimbrung. “Kalau kalian kelak melamar calon istri dan ditolak oleh calon Mertua, bilang Lhooooo mbok diterimaaaa’….”“Sekalian saja Pakde”, Junit tak mau kalah, “kalau shalat kita, sujud kita, hidup mati kita tidak diterima oleh Allah, kita angkat tangan tinggi-tinggi Lhoooo mbok diterimaaaa’….”Brakodin serius meneruskan jawabannya kepada Seger.“Pakde juga kan tahu untuk tidak menuntut Seger sampai mencatat hal-hal sejauh itu. Semua kisah wayang, baik di buku maupun dalam pentas para Dalang, kan juga tidak dituturkan Yudhistira hobinya makan apa, berapa panjang dan luas ranjang tidurnya Bima, apalagi para raksasa. Ketika Kresna tiwikrama, tinggi badannya menggunung sampai seberapa besar dan tinggi. Apakah di Kraton Amarta ada pegawai khusus yang membikin pakaian dengan segala aksesorisnya yang luar biasa itu. Bahkan tidak ada adegan dalam kisah pewayangan yang menggambarkan pasar, warung, apalagi toko dan Mal. Dan ada beribu-ribu warna kehidupan yang tidak mungkin digambarkan oleh sebuah catatan, meskipun catatan itu adalah sebuah buku besar….”Seger membantah. “Lha kenapa Pakde mempersoalkan bahwa kelak yang membaca catatan saya akan kelelahan?”“Kan Pakde sudah bilang Pakde sedang diserimpet oleh kelelahan. Orang yang lelah tema utamanya adalah kelelahan”“Kita kan juga hanya tahunya Nabi Nuh bikin perahu besar. Tapi kita tidak punya bahan tentang tingkat teknologi yang dipakai saat itu. Jangankan alat-alat berat yang diperlukan untuk membikin Bahtera Raksasa yang memuat ribuan pasang binatang dan ratusan manusia. Termasuk tingkat eksplorasi teknologi Nabi Nuh tentang logam-logam. Sedangkan palu dan paku Kapal besar itu saja tidak bisa kita bayangkan, karena tidak ada bahan kepustakaannya. Bahkan tak bisa kita bayangkan Nabi Nuh sibuk membawa gergaji, palu, mur baut, dan berbagai perangkat pertukangan dan teknologi lain. Bahan-bahan yang diinformasikan tentang Nabi Nuh hanya tauhid, Islam, kafir, durhaka kepada orangtua….”Brakodin terkekeh-kekeh lagi mendengar uraian Seger.“Lha iya Nak Seger”, katanya, “kita tidak berada pada posisi untuk berdebat tentang apapun”“Tapi ini mengasyikkan, Pakde”, Jitul menyahut.“Kok mengasyikkan?”, Tarmihim yang bertanya.“Kita tidak pernah mempelajari evolusi ilmu, budaya, dan teknologi Nabi Adam dan Ibunda Hawa. Ketika beliau berdua dipertemukan oleh Allah pasti tidak dalam keadaan bertelanjang badan, karena Allah sudah menganugerahkan pada kedua beliau naluri untuk menutupi aurat. Mungkin pakai dedaunan, atau kulit kayu atau entah apa. Tapi dari hari ke hari kan para Malaikat membimbing beliau berdua untuk berijtihad, bikin bid’ah pakaian, dan apa saja yang diperlukan secara fisik….”“Bahkan pasti ada tahap-tahap evolusi kuliner pada kehidupan beliau berdua”, Jitul menyahut, “Kan belum ada warung-warung dan industri kuliner. Tidak ada toko fashion. Pasti sangat menyenangkan menyaksikan bagaimana evolusi budaya pada kedua beliau berdua itu berlangsung. Tidurnya di mana dan pakai apa. Makan minumnya apa dan bagaimana….”“Kemudian para Malaikat menuntun mereka untuk berlaku sebagai suami istri”, Toling tak mau kalah, “ketika Ibunda Hawa melahirkan putra pertama, Mas Habil, kan menarik untuk diteliti. Tidak mungkin dibawa ke Rumah Sakit atau memanggil dukun bayi. Jadi pasti Bapak Adam adalah dukun bayi pertama yang kecerdasan dan kepekaannya luar biasa….”.

Ini bukan sekedar palu. Ini bukan hammer yang biasa digunakan untuk memukul paku agar tertancap di kayu atau tembok. Ini juga bukan palu besi besar yang digunakan untuk memecah batu. Palu yang satu ini tak biasa ketemu paku atau batu. Palu yang tak biasa dipakai tukang kayu atau kuli batu.

SUATU hari terjadi kerusakan mesin pada sebuah kapal raksasa. Pemilik kapal mencoba memanggil satu per satu ahli di bidangnya, tetapi tidak ada satupun dari mereka yang tahu bagaimana memperbaiki mesin. Hingga kemudian mereka membawa masuk seorang lelaki tua yang telah memperbaiki kapal sejak dia masih muda. BACA JUGA Inilah Wanita Muslim yang Selamat dari Kecelakaan Kapal Titanic pada 1912 Dia membawa sekantong besar perkakas. Dia langsung beraksi begitu tiba di lokasi. Dia memeriksa mesin dengan sangat hati-hati, dari atas ke bawah. Dua pemilik kapal ada di sana, mengawasi pria ini, berharap dia tahu apa yang harus dilakukan. Setelah melihat semuanya, lelaki tua itu merogoh tasnya dan mengeluarkan palu kecil. Dia dengan lembut mengetuk sesuatu. Seketika, mesin itu langsung hidup. Lantas, dia dengan hati-hati menyimpan kembali palu tadi. Mesinnya sudah sembuh’! Seminggu kemudian, pemilik kapal menerima tagihan dari lelaki tua itu sebesar sepuluh ribu dolar. “Apa?!” sang pemilik berseru tak percaya, “Dia bahkan hampir tidak melakukan apa-apa!” Jadi mereka menulis kepada orang tua itu sebuah catatan yang berbunyi, “Tolong kirimkan kepada kami tagihan yang terperinci!” BACA JUGA MasyaAllah, Inilah Alasan Mengapa Kapal di Laut Tidak Tenggelam Pria tua itu pun mengirimkan tagihan berisi keterangan sebagai berikut “Mengetuk dengan palu $ 2,00. Mengetahui di mana harus memperbaiki kerusakan $ Dari kisah ini kita dapat belajar bahwa usaha itu penting, tetapi mengetahui mana yang harus diusahakan dalam hidup, itulah yang membuat semua perbedaannya. Dalam Islam, ilmu pengetahuan dan wawasan itu sangat berharga. Ilmu akan bermanfaat bagi seseorang. Itu yang membuatnya dihargai di dunia, dan itu pula yang membuat kedudukannya tinggi di akhirat. [] SUMBER ISLAM CAN . 439 485 387 101 410 455 14 287

kisah paku dan palu